Analisis Saham AI Nomor 1 Indonesia. Keputusan Anda, Data Kami.

dalam beberapa hari terakhir. IHSG telah menembus level psikologis 8.300 dan mencatat rekor tertinggi baru di 8.351,06 pada perdagangan 24 Oktober 2025. Hal ini didorong oleh optimisme investor domestik maupun asing yang mulai kembali menempatkan dana di pasar saham Indonesia.

Stabilitas Politik dan Ekonomi

Pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani oleh Purbaya Yudhi Sadewa pada 8 September 2025 sempat memicu volatilitas jangka pendek di pasar, dengan IHSG terkoreksi signifikan. Pasar awalnya bereaksi defensif karena kekhawatiran terhadap kredibilitas fiskal, mengingat reputasi kuat Sri Mulyani dalam pengelolaan anggaran yang hati-hati. Namun, di jangka menengah, tim Menkeu yang baru berencana untuk bergerak ekspansif, menginjeksikan likuiditas ke bank, memperpanjang insentif PPN properti hingga 2027, dan menyiapkan instrumen pembiayaan baru untuk mencapai target pertumbuhan 6%. Dampak bersihnya diprediksi positif jika disiplin anggaran tetap terjaga dan stimulus memiliki strategi keluar yang jelas.

Indikator Makroekonomi

• Pertumbuhan Ekonomi: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen (year-on-year/YoY) pada triwulan II-2025, melampaui ekspektasi. Pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi domestik yang solid, peningkatan investasi dan ekspor, serta dukungan optimal dari APBN. Pemerintah juga menggelontorkan paket stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun pada Juni 2025.
• Inflasi: Tingkat inflasi September 2025 tercatat 0,21 persen (month-to-month) dan 2,65 persen (YoY), tetap berada dalam target Bank Indonesia 1,5%-3,5%. Bank Indonesia optimis inflasi akan tetap rendah hingga 2026.
• Penjualan Sepeda Motor: Penjualan domestik Januari-Agustus 2025 mencapai 4,26 juta unit, sedikit menurun 1,70 persen YoY. Namun, ekspor sepeda motor menunjukkan pertumbuhan pesat, misalnya AHM mencatat kenaikan ekspor 48 persen pada periode yang sama.
• Kedatangan Turis: Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Agustus 2025 mencapai 1,51 juta, meningkat 12,33 persen YoY. Secara kumulatif Januari-Agustus 2025, total kunjungan mencapai 10,04 juta, naik 10,38 persen YoY. Bali sendiri diproyeksikan akan menerima lebih dari 7 juta turis internasional pada akhir tahun 2025.

Analisis Teknikal

IHSG menunjukkan tren penguatan yang berlanjut. Pada 24 Oktober 2025, IHSG dibuka menguat dan menembus level psikologis 8.300, bahkan mencapai 8.351,06. Analis memproyeksikan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menuju level 8.370-8.460. Namun, perlu diwaspadai potensi profit taking jangka pendek menjelang akhir pekan atau setelah mencapai level-level resistensi.

Risiko terhadap IHSG

• Ketidakpastian Global: Sentimen negatif dari pasar global, perlambatan ekonomi Tiongkok akibat proteksionisme AS, dan ketegangan geopolitik dapat menekan IHSG.
• Fluktuasi Rupiah: Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menimbulkan kekhawatiran investor, terutama bagi perusahaan dengan utang dalam mata uang asing.
• Defisit Fiskal: Defisit APBN dan penerimaan pajak yang melemah (pendapatan pajak terkontraksi 6,21% YoY di semester I/2025) menjadi perhatian. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan penerbitan utang dan tekanan pada nilai tukar rupiah.
• Penurunan Daya Beli: Pelemahan daya beli masyarakat, seperti yang tercermin dari deflasi parah pada Februari 2025, dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
• Reaksi Pasar terhadap Kebijakan Baru: Meskipun ada tujuan ekspansif, pasar akan mencari konsistensi dan kejelasan rencana kebijakan fiskal dari menteri keuangan yang baru.

Peluang yang Mendukung Kenaikan IHSG

• Pertumbuhan Ekonomi yang Solid: Kinerja pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas 5% YoY memberikan fondasi kuat.
• Inflasi Terkendali: Inflasi yang tetap dalam target Bank Indonesia membuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif.
• Potensi Penurunan Suku Bunga BI: Meskipun BI menahan suku bunga pada Oktober 2025, peluang penurunan suku bunga acuan di masa depan masih terbuka, yang dapat mendorong aktivitas ekonomi dan pasar saham.
• Stimulus dan Kebijakan Pemerintah: Berbagai program stimulus dan rencana kebijakan seperti penurunan tarif PPN yang dipertimbangkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan ekonomi domestik.
• Arus Dana Asing: Optimisme terhadap potensi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) diyakini mendorong aliran dana masuk ke pasar saham Indonesia. Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) yang signifikan.
• Kinerja Sektor Kunci: Sektor keuangan dan energi menjadi pendorong utama penguatan IHSG. Sektor properti juga menunjukkan penguatan signifikan. Saham-saham blue chip di sektor perbankan direkomendasikan untuk akumulasi.
• Peningkatan Sektor Pariwisata: Pemulihan dan peningkatan kunjungan turis asing yang signifikan memberikan sentimen positif bagi perekonomian.